Olahraga lari

Menuju setengah maraton pertama, Sawojajar – Batu

Ketika selesai berkutat dengan cedera ITB di kaki sebelah kanan yang kumat-sembuh-kumat, akhirnya di pertengahan bulan November sampai awal Desember, saya mulai bisa berlari dirata-rata 12km. Setelah beberapa kali sempat menyentuh angka 13km, saya berpikir, sepertinya bisa menunaikan ambisi saya yang sampai saat tulisan ini ditulis, menuntaskan setengah maraton. 21km pertama saya.

Entah ide gila dari mana, tapi di akhir November, saya berceloteh iseng di media sosial Twitter. Saya mau lari dari Sawojajar, Malang, ke alun-alun Kota Wisata Batu sebagai target di tahun 2022. 🤭.

Cita-cita gila itu bukan sekadar asal ngomong, karena saya sudah sering bersepeda dari rumah di Sawojajar, Malang, menuju Batu. Jarak terpendek dari rumah menuju Alun-alun Kota Wisata Batu sekitar 22km. Setengah maraton lebih sedikit.

Dulu ketika baru punya sepeda, nanjak dari rumah ke Batu adalah angan-angan. Setelah beberapa tahun, nanjak ke Batu sudah biasa. Bukan lagi hal yang spesial buat saya. Maka dari itu, saya berpikir berlari ke Batu di awal-awal mungkin bisa dibilang gila. Semoga kedepan, jadi hal yang biasa.

Tujuan ini juga didasari oleh satu orang yang tidak saya kenal, yang sering saya temui sedang berlari menuju Batu. Dari bentuk kaki dan kulitnya yang agak gosong, saya tahu, orang ini sudah terlalu sering menaklukkan jalur kota Malang – Batu. Bolak-balik. Dari umur, saya menebak beliau lebih tua sedikit dari saya. Sehingga, saya pikir sayapun bisa.

Langkah yang ditempuh

Untuk menaklukkan jalur Batu, tentu saja sudah ada rencana yang saya susun sebagai berikut:

Minggu ke Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1 Istirahat Lari berat 11km Lari ringan 12km Istirahat Lari cepat ~10km Ke Batu, 12km Sepeda ~50km
2 Istirahat Lari berat 12km Lari ringan 15km Istirahat Lari cepat ~10km Ke Batu, 14km Sepeda ~50km
3 Istirahat Lari berat 13km Lari ringan 15km Istirahat Lari cepat ~10km Ke Batu, 15km Sepeda ~50km
4 Istirahat Lari berat 15km Lari ringan 16km Istirahat Lari cepat ~10km Ke Batu, 17km Sepeda ~50km
4 Istirahat Lari berat 15km Lari ringan 17km Istirahat Lari cepat ~10km Ke Batu, 18km Sepeda ~50km
5 Istirahat Lari berat 15km Lari ringan 18km Istirahat Lari cepat ~10km Ke Batu, 19km Sepeda ~50km
6 Istirahat Lari berat 16km Lari ringan 20km Istirahat Lari cepat ~10km Ke Batu, 21km Sepeda ~50km

Percobaan minggu pertama

Saat mengutarakan niat lari ke Batu, di hari Sabtu saya mencoba jalurnya langsung. Sukses mendapatkan jarak 12,4km. Hanya sampai di depan Universitas Muhammadiyah Malang.

Dari percobaan pertama ini saya tahu, medan yang saya tempuh ternyata menanjak dan cukup berat. Terus terang tidak sama dengan bersepeda. Lari dengan elevasi 120m sudah membuat detak jantung naik lebih cepat. Percobaan pertama ini saya berhenti di Indomaret Suhat di KM 8, dan berhenti di Indomaret UMM.

Percobaan minggu kedua

Karena sudah mengenal medan yang menanjak, walaupun sebenarnya belum di menu utama. Karena jalur yang lebih menanjak akan dimulai setelah melewati batas plang Selamat datang di Kota Batu.

Pada minggu kedua, saya berhasil melewati Sengkaling, dan berhenti di Pom Bensin dekat pertigaan Pendem. Pada percobaan kedua inilah saya baru menyadari kalau ternyata ketika menanjak, detak jantung berdetak lebih cepat. Karena tidak mau ada hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi ternyata detak jantung saya sudah menyentuh batas 220 – umur, saya berhenti.

Di percobaan kedua inilah saya juga menyadari kalau saya berlari lebih cepat. walaupun rata-ratanya cuma beda beberapa puluh detik.

Percobaan minggu ketiga

Tidak ada cerita menarik dari percobaan ketiga ini, karena medan sudah diketahui, beberapa hal soal detak jantung yang naik cepat saat menanjak juga sudah diketahui. Tapi memang, lari saat menanjak ini bukan kaleng-kaleng. Sungguh berat dan menguras stamina.

Percobaan minggu keempat

Akhirnya saya bisa menyentuh Jatim Park 3. Berhenti cukup lama di sini dan akhirnya menyerah. Spesialnya di percobaan ini, saya lari lebih awal. Berhenti 2 kali di Indomaret, saat di Suhat untuk beli minum, snack bar dan roti. Karena belum sarapan. Tidak ada kopi seperti di percobaan sebelum-sebelumnya.

Kemudian saya sempat berhenti kembali di Indomaret UMM untuk membeli minum lagi. Kebetulan ada pisang, saya makan juga 2 buah. Setelah itu lanjut lari lagi.

Kalau dilihat-lihat, sebenarnya tinggal 3-4 kilometer lagi. Masalahnya, mulai dari Jatim Park 3, jalan menanjak lebih ekstrim lagi. Jadi, bukan sekadar 3 atau 4 kilometer lagi, tapi apa kaki dan paru-paru masih sanggup? Saya akhirnya menyerah berhenti. 😅

Percobaan minggu kelima

Setelah mempersiapkan semuanya, dan tahu medannya yang seperti apa, maka saya sengaja berangkat pagi. Dari rumah di Sawojajar pukul 5.30, sudah sarapan 2 buah pisang.

Pemberhentian pertama, Indomaret UMM di kilometer 12. Di sana saya beli Pocari Sweat dan 2 pisang. Lagi. Setelah selesai, lanjut lagi.

Pemberhentian kedua, Indomaret setelah Jatim Park 3, dan sebelum Hotel Singhasari di kilometer 18. Dari sini, jalanan mulai menanjak yang bukan kaleng-kaleng. Di pemberhentian kedua ini, saya beli Air mineral dan 1 Fitbar. Setelah selesai dengan Fitbar, dan beberapa teguk air, lari saya mulai kembali.

Sejak pemberhentian kedua, saya kadang jalan kaki karena tanjakannya yang mulai tinggi. Demi menghindari detak jantung yang tinggi. Ketika berada di level 140, saya mulai lari lagi. Begitu seterusnya.

Dan selesai 😁.

Photo by Gary Butterfield on Unsplash