Lari sejauh 21,1 kilometer bukan pekerjaan mudah. Setelah bertahun-tahun lari, dan mulai serius setelah pandemi, saya mulai punya mimpi untuk lari setengah maraton. Mimpi dulu.
Lanjutkan membacaKetika selesai berkutat dengan cedera ITB di kaki sebelah kanan yang kumat-sembuh-kumat, akhirnya di pertengahan bulan November sampai awal Desember, saya mulai bisa berlari dirata-rata
Lanjutkan membacaSejak mulai hobi berlari, saya melengkapi diri dengan beberapa peralatan dan asesoris pendukung hobi saya. Berikut beberapa yang saya punya. Jersey lari Dulu awal lari
Lanjutkan membacaSetelah kesan pertama yang kurang menyenangkan, akhirnya saya berusaha untuk memahami sepatu Clifton 7 ini dengan memaksakannya berlari. Ini sepatu mahal, sayang sekali kalau cuma
Lanjutkan membacaSesuai dengan yang pernah saya tulis sebelumnya soal sepatu lari Fuuto Accel, saya cukup kecewa dengan percobaan pertama lari dengan sepatu tersebut. Tulisan ini mencoba
Lanjutkan membacaSetelah “gagal” dengan Hoka One One Clifton 7 dan 910 Fuuto Accel, saya memberanikan diri membeli merek New Balance. Sengaja mencari sepatu yang beratnya ringan
Lanjutkan membacaWalaupun bukan atlet, tapi cedera tetap saja ada. Dulu, saya berpikir yang bisa cedera hanya selevel atlet saja, tapi anggapan itu salah besar. Jadi, ketika
Lanjutkan membacaKarena PPKM, aktifitas bersepeda saya kurangi. Walaupun Malang tidak mengenal PPKM (karena warganya dan pemkotnya gak serius), dan saya bisa saja bersepeda keliling Malang sampai
Lanjutkan membacaHari ini, Sabtu 3 Juli 2021, adalah pertama kalinya saya berlari dengan menggunakan sepatu 910 Fuuto Accel yang baru saya terima tadi malam. Tepat juga
Lanjutkan membacaSepatu lari merek Adidas dan Diadora saya jebol setelah berhasil melewati lebih dari 3 tahun. Ini artinya, saya hanya punya sisa 1 sepatu bermerek Sketcher
Lanjutkan membaca